🌙 Dampak Positif Dan Negatif Penggunaan Pestisida
Berikutini beberapa dampak positif perkembangan ilmu biologi. 1. Membantu dalam menemukan dan mengembangkan bahan kebutuhan pokok manusia, seperti bahan makanan, pakaian, peralatan dan perumahan serta energi. 2. Menemukan berbagai penyebab dan pengobatan berbagai macam penyakit, baik pada manusia hewan, maupun tumbuhan. 3.
Sehubungandengan hal tersebut, untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari pemakaian zat aditif makanan perlu mendapat perhatian dari insan akademis dari perguruan tinggi untuk
DiIndonesia sendiri penggunaan pupuk dan pestisida kimia merupakan bagian dari Revolusi Hijau yang menjadi sebuah proyek ambisius Orde Baru, untuk memacu hasil produksi pertanian dengan menggunakan teknologi modern. Dampak positif Pertanian Modern di Indonesia. a. Budidaya organik dapat digunakan untuk meniadakan atau membatasi
MencegahDampak Negatif Residu Pestisida Kimia – DKP3 saran
DampakPenggunaan Pestisida. Penggunaan perstisida dapat memberikan dampak positif, maupun negatif. Dampak positif: – Dapat diaplikasikan dengan mudah – Dapat diaplikasikan hampir di setiap waktu dan setiap tempat. – Hasilnya dapat dirasakan dalam waktu singkat – Dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu singkat
DampakPositif dan Negatif Penggunaan Pestisida.. 10 . B. kompos Untuk mengetahui dampak dari penggunaan pestisida dan kompos. BAB II. PEMBAHASAN. A. Pestisida. 1. Pengertian Pestisida.
Lebihparahnya lagi, jika dosis pestisida yang ditetapkan masih belum cukup untuk membasmi hama, mereka tak ragu menambahkan dosis kembali. Ini adalah kasus yang sering terjadi dan mungkin sering kita temukan di lingkungan pertanian. Namun, tahukah Anda bahwa penggunaan pestisida secara massif justru bisa mengakibatkan berbagai dampak buruk?
Dimanapenggunaan yang berlebihan ini dapat berdampak pada kesehatan sobat kosngosan dan organisme lain yang terkena cahaya. Pada manusia dampak negatifnya berupa kanker dan gangguan kesehatan lainnya. Sedangkan pada hewan atau organisme lainnya dapat bersiko lebih buruk lagi seperti kematian. 3. Teknologi Bio Energi.
ieLmas blog. Percobaan Guff B L (1985), penggunaan gen pertumbuhan manusia kepada embrio, diharapkan akan muncul keadaan yang baik ternyata muncullah yang buta, immunosupresif, arthritis, gangguan pencernaan, dan lain-lain. Demikian pula penelitian Arfad Putzai (1998) menggunakan kentang transgenik yang mentah diberikan kepada tikus
. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pengendalian Hama Menghadapi Tantangan dalam Pertanian ModernDalam pertanian modern, pengendalian hama menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan. Hama tanaman dapat menyebabkan kerugian besar dalam produksi tanaman, baik secara kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu, pengendalian hama yang efektif dan berkelanjutan perlu diterapkan guna memastikan keberlanjutan pertanian dan ketahanan pangan. Artikel ini akan membahas pentingnya pengendalian hama, tantangan yang dihadapi dalam pengendalian hama, serta pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah Pengendalian Hama Pengendalian hama memiliki peran penting dalam pertanian modern. Tanaman yang terinfeksi hama akan mengalami penurunan pertumbuhan, produksi yang rendah, dan bahkan kematian. Selain itu, serangan hama juga dapat mempengaruhi kualitas hasil panen, seperti kecacatan fisik atau kontaminasi oleh residu pestisida. Pengendalian hama yang efektif membantu petani menjaga produktivitas tanaman mereka, meningkatkan hasil panen, dan mengurangi kerugian ekonomi. Beberapa contoh atau jenis hama yang sering ditemui seperti belalang, burung, kutu kebul, dan sebagainya. Tantangan dalam Pengendalian HamaMeskipun pentingnya pengendalian hama, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan tindakan pengendalian yang Resistensi hama terhadap pestisida Penggunaan pestisida dalam pengendalian hama telah menjadi praktik umum dalam pertanian modern. Namun, penggunaan yang berlebihan dan tidak tepat dapat menyebabkan resistensi hama terhadap pestisida. Hama yang resisten tidak lagi terpengaruh oleh pestisida yang digunakan, sehingga mengurangi efektivitas Kerusakan lingkungan Penggunaan pestisida secara berlebihan juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Pestisida yang mencemari tanah, air, dan udara dapat memiliki dampak negatif pada keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu, pengendalian hama yang berkelanjutan harus mempertimbangkan dampak lingkungan. 3. Biaya dan keterbatasan sumber daya Implementasi pengendalian hama yang efektif seringkali membutuhkan biaya yang tinggi. Pestisida, peralatan, dan pelatihan yang diperlukan dapat menjadi beban finansial bagi petani, terutama bagi mereka yang memiliki lahan pertanian yang lebih kecil. Selain itu, akses terbatas terhadap sumber daya, seperti air bersih dan teknologi pertanian, juga dapat menjadi kendala dalam pengendalian Pengendalian HamaUntuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam pengendalian hama, diperlukan pendekatan yang terpadu dan berkelanjutan. Beberapa pendekatan yang dapat digunakan antara lain 1 2 Lihat Nature Selengkapnya
Dewasa ini penggunaan pestisida kimia seolah menjadi cara yang pertama untuk membunuh hama yang menyerang. Dosis yang digunakan pun seolah tidak diperdulikan lagi yang penting hama bisa dikendalikan. Dampak negatif Pestisida Kimia Dari penggunaan hal diatas mungkin bisa mengendalikan hama secara instan namun apakah sadar bahwa dwngan penggunaan pestisida nabati ini dapat berdampak negatif terhadap ekosistem dan bahkan bagi manusia itu sendiri, berikut ini adalah dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida kimia menurut versi blog Sampul Pertanian, diantaranya Penggunaan Pestisida kimia tidak hanya membunuh hama pada tanaman tetapi juga dapat membunuh predator dan parasit yang merupakan musuh alami dari hama itu sendiri Penggunaan Pestisida kimia yang berlebih akan menimbulkan residu pada tanah sehingga tanah tidak sehat dan subur lagi yang disebabkan matinya makhluk hidup pengurai yang ada didalam tanah dan yang lebih berbahaya adalah residu yang menempel pada buah dan sayuran yang tentunya berbahaya bagi manusia. Pestisida kimia sangat berbahaya untuk manusia, ternak, lebah, ikan tidak sedikit yang menyemprot pestisida keracunan dan mengakibatkan serangga menjadi resisten terhadap pestisida sehingga pengendalian dengan dosis yang lebih tinggi. Biaya yang dikeluarkanuntuk membeli pestisida kimia tidaklah murah tidak sedikit pestisida kimia yang bernilai ratusan ribu yang hanya berukuran beberapa cc saja. Penggunaan pestisida kimia harus hati-hati, seperti membuang bekas kemasan bisa jadi meracuni ternak dan ikan atau bahkan dimainkan oleh anak-anak. Nah.. sekarang sudah taukan dampak negatif apasaja yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida kimia. Mulai sekarang mari kita bijak menggunakan pestisida kimia dan memulai mencoba menggunakan pestisida nabati yang ramah lingkungan.
Istilah pestisida tentu banyak kita dengar jika membicarakan budidaya pertanian maupun perkebunan. Sebab hal itu tidak bisa dipisahkan dari upaya optimalisasi produksi tanaman. Contohnya saat menanam sayuran dan buah-buahan, kita membutuhkan pestisida untuk mencegah serangan hama penyakit pada tanaman. Jika digunakan secara tepat, zat ini mampu merangsang tanaman agar tumbuh subur dan menjaganya hingga siap panen. Jenis dan merek pestisida di pasaran sangat beragam dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Lalu, apa manfaat lengkapnya? Berikut ini ini akan dijelaskan mengenai pengertian, jenis, manfaat, dan cara kerja pestisida. Pengertian PestisidaJenis Pestisida1. Insektisida2. Herbisida3. Nematisida4. Rodentisida5. Fungisida6. Termisida7. Piscisida8. Algasida9. Akarasida10. Bakterisida11. Moluskisida12. Ovisida13. AlvisidaKeuntungan dan Kerugian1. Manfaat / Dampak Positif2. Kerugian / Dampak NegatifCara Kerja Pestisida1. Racun Kontak2. Racun Pernafasan3. Racun Lambung4. Racun Sistemik5. Racun Non Sistemik6. Racun Metabolisme7. Racun ProtoplasmaFAQ Secara bahasa, pestisida merupakan gabungan kata pest hama dan cide pembunuh, sehingga dapat diartikan pestisida adalah cairan atau zat untuk membasmi hama. Hama tanaman yang dimaksud juga memiliki arti luas, misalnya penyakit tanaman berupa fungi jamur, virus, bakteria, nematoda cacing perusak akar, gulma, dan hama binatang, seperti siput, serangga, burung, tikus, ular, dan hewan lainnya yang merugikan para petani serta membawa penyakit pada manusia. Fakta menariknya, pemakaian pestisida sudah dimulai sejak tahun 2000 SM di Sumeria memanfaatkan sulfur. FAO mendefinisikan pestisida sebagai zat yang berfungsi mengendalikan hama yang berpotensi menyebabkan kerusakan selama proses produksi, pengolahan, dan pengemasan bahan pertanian, baik sebelum maupun setelah panen. Selain itu, pengertian pestisida juga terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973, yaitu semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk Mencegah atau membasmi hama atau perusak hasil pertanian dan tanaman. Memberantas rerumputan. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman yang tidak diinginkan. Memberantas atau mencegah hama luar pada hewan peliharaan dan ternak. Memberantas dan mencegah hama air. Mencegah binatang dan jasad renik muncul dalam bangunan, rumah tangga dan alat-alat pengangkutan. Memberantas atau mencegah binatang yang menyebabkan penyakit pada manusia. Melindungi binatang yang penggunaannya dibutuhkan pada tanaman, tanah dan air. Secara spesifik, pestisida yang digunakan di bidang pertanian sering disebut produk perlindungan tanaman atau crop protection products untuk membedakannya dengan produk-produk yang digunakan dibidang lain. Jenis Pestisida Dalam perkembangannya, ada dua klasifikasi bahan pembuatan pestisida, yaitu organik dan kimia. Pestisida alami atau bio-pestisida terbuat dari bahan organik, misalnya tumbuhan, sayuran, buah, dan mineral. Sedangkan jenis kimia terdiri dari kandungan senyawa kimia organofosfat, dan karbamat. Selain itu, pestisida juga dibagi berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu cair, padat, dan aerosol. Serta dibagi berdasarkan bahan aktif pembuatannya, antara lain Sintetik Anorganik garam-garam beracun seperti arsenat, flourida, tembaga sulfat dan garam merkuri, dll. Organik Organo khlorin DDT, SHC, endrin, dieldrin, dll. Heterosiklik Kepone, mirexOrganofosfat klorpirifos, prefonofos, dll. Karbamat karbofuran, SPMC, dll. Dinitrofenol Dinex, dll. Secara lebih lengkap, berikut jenis pestisida menurut fungsinya, yaitu 1. Insektisida Jenis pestisida yang pertama adalah insektisida. Jenis zat ini berguna untuk membunuh hama serangga yang menyerang dan menurunkan kualitas tanaman, seperti ulat, semut, belalang, wereng, rayap, nyamuk dan sebagainya. Dibandingkan dengan jenis lainnya, insektisida paling sering dipakai di lahan pertanian, contohnya diazinon, basudin, dan magnesium fluorosilikat. 2. Herbisida Jenis ini biasa digunakan untuk mencegah tumbuhnya gulma, rumput teki, eceng gondok, dan alang-alang di sekitar tanaman pertanian dan perkebunan. Dengan penggunaan herbisida secara optimal, tanaman dapat bebas menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah sehingga menghasilkan panen maksimal. Jenis herbisida antara lain totacol, gramoxone, dan amonium sulfonat. 3. Nematisida Hama nematoda sangat meresahkan dalam budidaya pertanian. Pasalnya, hama cacing ini sering merusak akar tanaman, Oleh karena itu, kita dapat memanfaatkan nematisida untuk membasmi hewan tersebut, misalnya natrium metam dan oksamil. 4. Rodentisida Rodentisida adalah pestisida yang berfungsi membasmi hewan pengerat, seperti tikus. Contoh racun hama jenis ini antara lain arsen dan thalium sulfat. 5. Fungisida Hama tanaman yang selalu menjadi salah satu masalah utama para petani adalah hama jamur fungi. Fungi akan menyerang daun dan batang tanaman. Fungisida hadir sebagai solusi untuk meminimalisir pertumbuhan jamur pada tanaman, contohnya yaitu carbendazim, natrium dikromat, dan timbel oksida. 6. Termisida Termisida merupakan jenis pestisida khusus untuk mematikan rayap yang menyerang dan melubangi tanaman berkayu. 7. Piscisida Di area persawahan, terkadang ada beberapa jenis ikan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu, para petani menggunakan Piscisida dengan kadar sesuai agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya dan mengancam habitat ikan-ikan lain di perairan tersebut. 8. Algasida Sesuai dengan namanya, algasida merupakan jenis pestisida yang berfungsi untuk membasmi dan mencegah munculnya tanaman pengganggu, seperti alga di area persawahan. 9. Akarasida Akari artinya adalah kutu atau tungau. Oleh karena itu, jenis zat ini difungsikan untuk membunuh tungau atau kutu yang ada pada tanaman. Akarisida juga dikenal sebagai Mitesida atau Pedukulusida yang sama-sama berfungsi untuk memberantas kutu atau tungau. 10. Bakterisida Meskipun bentuknya sangat kecil, pengendalian bakteri perlu dilakukan. Kita bisa menggunakan jenis pestisida bernama bakterisida untuk memberantas bakteri yang menyebabkan penyakit pada tanaman. 11. Moluskisida Jenis selanjutnya adalah moluskisida, yaitu jenis pestisida yang berfungsi untuk membasmi dan mencegah populasi moluska di lahan pertanian. Dalam hal ini, moluska yang dimaksud adalah siput atau keong sawah yang populasinya sulit dikendalikan dengan cara konvensional. 12. Ovisida Ovisida adalah jenis pestisida yang digunakan untuk merusak telur hama penyakit tanaman. Misalnya telur siput dan keong di areal persawahan. 13. Alvisida Alvisida ialah jenis pestisida yang berfungsi untuk mencegah dan membasmi burung yang ada lahan pertanian maupun perkebunan. Pestisida ini biasanya digunakan pada saat musim panen untuk menghindari kerusakan tanaman akibat burung yang memakan biji padi siap panen. Keuntungan dan Kerugian Setelah mengetahui macam-macam pestisida, selanjutnya apa dampak positif dan negatif dari penggunaan pestisida. 1. Manfaat / Dampak Positif Mudah Diperoleh – Pestisida merupakan zat kimia yang membantu para petani dan pengelola perkebunan. Selain jenisnya yang sangat bervariasi, pestisida juga mudah dibeli di toko pertanian dan perkebunan. Manfaat Cepat – Keunggulan utama dari zat ini adalah meminimalisir gangguan hama tanaman. Dengan hilangnya hama-hama yang menyerang tanaman budidaya, tentu hasil panen akan meningkat. Bahkan kita bisa membandingkan efeknya pada tanaman setelah beberapa hari diberi pestisida. Meningkatkan Hasil Panen – Penggunaan pestisida dapat menyelamatkan usaha para petani. Sebab hasil pertanian maupun perkebunan berpotensi mudah rusak dan rentan terhadap serangan hama, sehingga penggunaan pestisida dapat membantu stabilitas bahan pangan serta para petani bisa merasakan hasil usahanya. Penggunaan Mudah – Dengan mengikuti aturan pakai pada setiap masing-masing kemasan, racun bagi hama ini bisa diaplikasikan dengan mudah dan cepat. 2. Kerugian / Dampak Negatif Kematian musuh alami organisme pengganggu. Kenaikan populasi pengganggu. Berpotensi menyebabkan munculnya resistensi. Risiko keracunan pestisida. Risiko keracunan pada ternak dan hewan peliharaan. Risiko keracunan pada ikan dan biota air. Risiko keracunan terhadap satwa liar. Paparan racun pada makanan. Menghasilkan residu. Pencemaran lingkungan. Bahaya kesehatan. Cara Kerja Pestisida Dalam memilih pestisida, kita harus menyesuaikan dengan hama apa yang akan kita basmi. Pemilihan jenis ini sangat penting karena masing-masing mempunyai mekanismedan fungsi berbeda dalam membasmi hama. Pixabay Berikut adalah cara kerja pestisida sesuai sifatnya, antara lain 1. Racun Kontak Pestisida jenis ini bekerja optimal jika zat yang terkandung di dalamnya kontak langsung dengan sasaran dan tidak diperuntukkan untuk hama yang dapat berpindah tempat atau terbang. Mekanisme ini biasanya ditemukan pada insektisida yang digunakan untuk membasmi hama serangga. 2. Racun Pernafasan Mekanisme racun pernafasan terdapat pada jenis rodentisida dan insektisida, dimana manfaatnya adalah untuk membasmi hama jika zat ini terhirup dan masuk ke dalam organ pernafasannya. Jenis zat ini sering digunakan untuk mensterilkan tanah agar terbebas dari hama. Cara kerjanya kurang efektif apabila disemprotkan bukan di waktu puncak aktifitas hama yang akan dibasmi. 3. Racun Lambung Jenis pestisida ini menempel pada permukaan tanaman sehingga akan termakan oleh hama dan masuk ke organ pencernaannya. 4. Racun Sistemik Racun sistemik terdapat dalam fungisida, insektisida, dan herbisida. Sifat zat ini mudah diserap oleh akar dan daun tanaman. Jamur, bakteri, dan serangga akan menghisap cairan yang telah disemprotkan dan sangat efektif mematikan hama. 5. Racun Non Sistemik Cara kerja pestisida yang terakhir adalah racun non sistemik. Jenis zat ini hanya menempel pada bagian luar tanaman dan tidak masuk ke dalam jaringan tanaman. Hama akan mati jika memakan bagian tanaman yang terkena residu pestisida. 6. Racun Metabolisme Mekanisme racun hama jenis adalah dengan mengintervensi proses metabolisme hama hingga mati. 7. Racun Protoplasma Hama yang terpapat zat ini akan mengalami gangguan fungsi sel karena protoplasma sel yang rusak. FAQ Apa yang dimaksud dengan pestisida? Pestisida diartikan sebagai zat yang difungsikan untuk mematikan hama tanaman, bisa berupa penyakit tanaman maupun binatang pengganggu area lahan. Apa manfaat pestisida? Manfaat yang diperoleh setelah menggunakan zat ini antara lain tersedia dan mudah didapatkan di pasaran dalam berbagai jenis dan merek, memberikan dampak positif dalam waktu yang singkat, serta meningkatkan kualitas hasil panen. Mengapa harus mempertimbangkan mekanisme kerja saat memilih pestisida? Sebab, setiap jenis pembasmi hama mempunyai cara kerja yang berbeda. Jika kita memilih jenis pestisida yang tepat, penggunaanya pun akan lebih efektif dalam membasmi hama tanaman. Berikut adalah jenis pestisida dan contoh hama yang menjadi sasarannya. Jenis pestisidaSasaranHerbisidaGulmaArborisidaSemak dan BelukarAlgisida atau AlgasidaAlgaAvisidaBurungBakterisidaBakteriFungisidaFungi / JamurInsektisidaSeranggaMitisida atau AkarisidaTungau / KutuMolluskisidaSiputNematisidaNematodaRodentisidaHewan PengeratVirusidaVirusLarvisidaUlatSilvisidaTrembesiOvisidaTelurPisisidaMujairTermisidaRayapPredasidaHewan Pemangsa atau Hewan Vertebrata
dampak positif dan negatif penggunaan pestisida